Merebaknya Jasa Asuransi Melalui Koperasi Simpan Pinjam Merupakan Cikal Bakal Bangkitnya Sektor Asuransi Bagi Perkoperasian di Indonesia

ABSTRAK

Objektif: Kegiatan analisis ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perbandingan perputaran uang, tipe organisasi, dan aktivitas ekonomi pada koperasi di Indonesia dan koperasi dunia.

Teknik Analisa: Teknis analisis yang digunakan adalah teknis penelitian analisis konten.

Sumber Data: Kajian pustaka mencakup informasi yang diperoleh dari sumber yang dipilih melalui website World Cooperative Monitor, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah RI, Kementerian Keuangan, Hukum Online, Kompas.com, dan Merdeka.com.

Metode Penelitian: Metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian komparatif, dimana tinjauan pustaka yang diguanakn untuk membandingkan keadaan satu variabel atau lebih dari sampel yang berbeda atau waktu yang berbeda. Adapun penerapan penelitian komparatif pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui perbandingan perputaran uang, tipe organisasi, aktivitas ekonomi pada tkoperasi dunia dengan koperasi di Indonesia. Tinjauan pustaka yang digunakan untuk mengukur dan menganalisis keberadaan, makna, dan hubungan kata, tema, atau konsep tertentu.

Hasil: Berdasarkan analisis yang saya lakukan, dari Laporan World Cooperative Monitor tahun 2020 yang didasarkan pada laporan tahunan 2018 terdapat 300 koperasi teratas dengan total perputaran uang  sebesar 2.145,79 milyar US$ (US Dollar), yang mana paling besar diduduki oleh Groupe Crédit Agricole asal Perancis dengan perputaran sebesar 89,10 milyar USD. Selain itu, tipe organisasi yang mendominasi peringkat 300 teratas itu ialah tipe produsen (producer), yaitu sekitar 44,3% yang peringkat pertama diduduki oleh REWE Group asal Jerman dengan perputaran sebesar 63,07 milyar USD, selain itu yang mendominasi kedua ialah usaha bersama (mutual), yaitu sekitar 27,7% yang peringkat pertama diwakili oleh Nippon Life asal Jepang dengan perputaran sebesar 86,017 milyar USD, dan yang mendominasi ketiga ialah konsumen/pengguna, yaitu sekitar 21,7% yang peringkat pertama diwakili oleh Groupe Crédit Agricole asal Perancis dengan perputaran sebesar 89,10 milyar USD. Berdasarkan aktivitas ekonominya (sektor) yang paling mendominasi peratama ialah sektor pertanian dan industri makanan (agriculture and food industries) yaitu sekitar 34,7% yang peringkat pertama diwakili oleh Zen-Noh asal Jepang dengan perputaran sebesar 56,15 milyar USD, dan yang mendominasi kedua ialah sektor asuransi (insurance) yaitu sekitar 33,7%, yang mana peringkat teratas diwakili oleh Zenkyoren asal Jepang dengan perputaran sebasar 58,14 milyar USD. Namun berdasarkan World Cooperative Monitor 2020, tidak ada satu pun koperasi asal Indonesia yang tercantum dalam Top 300 Cooperatives World. Hal ini bagaikan cambukan bagi perkoperasian di Indonesia untuk meningkatkan mutunya dalam kegiatan operasionalnya agar dapat bersanding atau bahkan bersaing dengan koperasi lain dari luar negeri.

Kesimpulan: Koperasi Indonesia bisa dikatakan tertinggal jauh dibandingkan koperasi lain yang termasuk kedalam WCM (World Cooperative Monitor), namun dengan segala potensi yang dimiliki dalam pengembangan perkoperasian di Indonesia terutama pada Koperasi Simpan Pinjam yang sudah menyediakan jasa asuransi jiwa dengan bunga rendah untuk para anggotanya sebagai bentuk usaha mengurangi kemiskinan dengan memberikan perlindungan finansial, tentunya ini merupakan peluang yang besar bagi perkoperasian di Indonesia dalam membangun dan mengembangkan Koperasi Asuransi dalam upaya mencapai tujuan koperasi yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat pada khususnya dan nasional pada umumnya.

 

BAB I

PERBANDINGAN KONDISI KOPERASI DUNIA DAN INDONESIA

Berdasarkan laporan dari World Cooperative Monitor yang berjudul Exploring The Cooperative Economy Report 2020 yang didasarkan pada laporan tahunan 2018 terdapat banyaknya 300 koperasi teratas di dunia melalui beberapa indikator. Untuk mengetahui perbedaan kondisi perkoperasian di Indonesia dengan perkoperasian di dunia dapat dilihat dari indikator sebagai berikut:

1.1 Berdasarkan Perputaran Uang (Turnover USD) dan Perputaran Produk Domestik Bruto (Turnover GDB)

Dalam laporan tersebut, diketahui terdapat 300 koperasi teratas di dunia dengan total perputaran uang  sebesar 2.145,79 milyar US$ (US Dollar), yang mana peringkat teratas diduduki oleh Groupe Crédit Agricole asal Perancis dengan perputaran sebesar 89,10 milyar USD. Sedangkan koperasi dan usaha bersama pada perputaran poduk domestik bruto (PDB) per kapita dunia, peringkat teratas diduduki oleh IFFCO asal India dengan tingkat perputaran PDB per capita 2018 sebesar 7.715.708,48 USD.

Sedangkan di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai PDB per kapita Indonesia pada 2018 sebesar 3.927 USD atau sekitar Rp 56 juta per kapita per tahun. Angka ini mengalami kenaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2020, pemerintah mengalokasikan Rp 123,46 triliunn dalam upaya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagai bentuk dukungan untuk UMKM agar tetap andal sebagai penopang ekonomi di tengah pandemi.

Berdasarkan info grafik perputaran uang di atas, perkoperasian di Indonesia sangat disayangkan, karena negara tetangga seperti Malaysia dan Singapore masing-masing terdapat 1 (satu) dan 2 (dua) koperasi yang termasuk ke dalam daftar 300 koperasi teratas di dunia. Hal ini tentu merupakan cambukan bagi Indonesia untuk meningkatkan kualitas perkoperasian agar mampu bersaing dengan koperasi dari luar negeri dalam hal mutu dan juga kegiatan operasionalnya.

 

1.2 Berdasarkan Tipe Organisasi (Organization Type)

Dari informasi di atas, dapat diketahui bahwa tipe organisasi yang paling mendominasi ialah producer yaitu sekitar 44,3% dengan peringkat pertama diduduki oleh REWE Group asal Jerman dengan perputaran sebesar 63,07 milyar USD, selain itu yang mendominasi kedua ialah usaha bersama (mutual) yaitu sekitar 27,7% dengan peringkat pertama diduduki oleh Nippon Life asal Jepang dengan perputaran sebesar 86,017 milyar USD, dan yang mendominasi ketiga ialah konsumen/pengguna yaitu sekitar 21,7% yang diwakili oleh Groupe Crédit Agricole asal Perancis dengan perputaran sebesar 89,10 milyar USD. Sedangkan non-coop sekitar terdiri dari 13 koperasi atau sekitar 4,3%, pekerja (worker) sebanyak 3 (tiga) koperasi atau sekitar 1%, multi pihak (multi-stakeholder) sebanyak 2 (dua) koperasi atau sekitar 0,7%, producer+consumer/user hanya terdapat 1 (satu) koperasi atau sekitar 0,3%.


Sedangkan di Indonesia, jenis koperasi menurut PP No. 60 Tahun 1959 terdiri dari koperasi desa, koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, koperasi kerajinan/industri, koperasi simpan pinjam, dan koperasi konsumsi. Jika dibandingkan dengan tipe/koperasi yang sudah disebutkan di atas tentu tidak asing lagi. Producer Coops di Indonesia masih dapat diklasifikasikan lagi ke dalam koperasi pertanian, koperasi peternakan, koperasi perikanan, dan koperasi kerajinan/industri. Worker coops dapat diklasifikasikan sebagai koperasi karyawan, koperasi anggota PNS, dan sebagainya. Consumer/user coops dapat diklasifikasikan sebagai koperasi simpan pinjam.


Menurut saya, berdasarkan data 300 koperasi terbesar di dunia, tipe organisasi yang paling mendominasi ialah producer coops yang mana kegiatan utamanya ialah terkait produksi dalam usaha milik sendiri dan para anggota biasanya terdiri dari usaha rumah tangga seperti produsen pertanian, kerajinan kecil dan sebagainya. Sedangkan di Indonesia sendiri jenis koperasi yang paling mendominasi ialah koperasi konsumen, dimana anggotanya terdiri dari setiap orang yang mempunyai kepentingan yang langsung dalam lapangan konsumsi dan menjalankan usaha-usahanya yang berhubungan dengan kesejahteraan anggota-anggotanya.

 

1.3 Berdasarkan Aktivitas Ekonomi (Economy Activity)

Dari informasi di atas diketahui bahwa aktivitas ekonomi yang paling mendominasi ialah dari sektor pertanian dan industri makanan (agriculture and food industries) yaitu sebanyak 104 (seratus empat) koperasi atau sekitar 34,7%, yang mana 2 (dua) teratas diduduki oleh Zen-Noh asal Jepang dengan perputaran sebesar 56,15 milyar USD dan Nonghyup (NACF) asal Republik Korea dengan perputaran sebesar 41,41 milyar USD.

Di Indonesia sendiri, juga dapat dijumpai pada jenis koperasi seperti Koperasi Pertanian dan Koperasi Konsumsi. Hal ini membuktikan bahwa koperasi di Indonesia memiliki potensi untuk bersanding atau bahkan bersaing dengan koperasi lain dari luar di sektor pertanian dan industri makanan. Hanya tinggal pemerintah yang perlu memberikan bimbingan kepada koperasi dan perlu juga kerja sama dalam peningkatan mutu yang dilakukan oleh pengurus dan para anggota koperasi.

Selain itu aktivitas ekonomi yang paling mendominasi kedua terdapat asuransi (insurance) yang sebanyak 101 (seratus satu) koperasi atau sekitar 33,7%, yang mana 3 (tiga) teratas diwakili oleh Zenkyoren asal Jepang dengan perputaran sebasar 58,14 milyar USD, Nippon Life asal Jepang dengan perputaran sebesar 54,98 milyar USD, dan State Farm asal USA dengan perputaran sebesar 43,43 milyar USD.

Aktivitas ekonomi yang paling mendominasi ketiga ialah grosir (wholesale and retail trade) yaitu ada 57 (lima puluh tujuh) koperasi atau sekitar 19,0% yang 2 (dua) teratas diduduki oleh REWE Group asal Jerman dengan perputaran sebesar 63,07 milyar USD dan ACDLEC – E. Leclerc asal Perancis dengan perputaran sebesar 55,08 milyar dollar.

Aktivitas ekonomi yang paling mendominasi keempat ialah jasa keuangan (financial services) yaitu terdiri dari 21 (dua puluh satu) koperasi atau sekitar 7%, yang mana posisi 3 (tiga) teratas diduduki oleh Groupe Crédit Agricole asal Perancis dengan perputaran sebesar 89,10 milyar USD, Groupe BPCE asal Perancis dengan perputaran uang sebesar 63,01 milyar USD, dan Groupe Crédit Mutuel asal Perancis dengan perputaran uang sebesar 48,72 milyar USD.

Sedangkan untuk sektor utilitas terdiri dari 7 (tujuh) koperasi atau sekitar 2,3%, sektor industri terdiri dari 3 (tiga) koperasi atau sekitar 1%, sektor jasa lainnya terdiri dari 2 (dua) koperasi atau sekitar 0,7%, sektor perikanan terdiri dari 2 (dua) koperasi atau sekitar 07%, dan sektor pendidikan, kesehatan, pekerjaan sosial terdiri dari 2 (dua) koperasi atau sekitar 0,7%.

Menurut saya, dari berbagai macam sektor yang sudah disebutkan di atas, di Indonesia sektor asuransi memiliki peluang besar, namun peluang bisnis asuransi ini hanya bisa direalisasikan jika banyak koperasi Indonesia dapat membentuk perusahaan koperasi asuransi, dan di antara anggotanya saling bekerja sama dan tolong menolong menciptakan sistem asuransi jiwa kredit. Pada koperasi simpan pinjam, ini bukanlah hal yang baru untuk menyediakan asuransi kredit kepada para anggotanya dengan bunga yang lebih rendah. Jika hal ini terus dikembangkan, tentunya dengan adanya perlindungan finansial (asuransi) akan memberi dampak yang signifikan bagi para anggota koperasi dan keluarga anggota koperasi, termasuk untuk mencegah kemiskinan. Hingga kini, berdasarkan data tahun 2019, sektor jasa keuangan dan asuransi adalah yang paling mendominasi di Indonesia, dibandingkan sektor lainnya. Hal ini membuktikan bahwa, koperasi pada sektor jasa keuangan dan asuransi mulai mengalami peningkatan, sehingga diharapkan pemerintah dapat memberikan bimbingan kepada koperasi agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi, sehingga dapat tercapai tujuan dari adanya koperasi, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat pada khususnya dan nasional pada umumnya.

 

 

Referensi:

The International Cooperative Alliance (2020) Exploring The Cooperative Economy Report 2020. [Online] Tersedia di: https://monitor.coop/en/media/library/research-and-reviews/world-cooperative-monitor-2020 [Diakses pada 26 Januari 2021]

The International Cooperative Alliance (2020) Executive Summary 2020. [Online] Tersedia di https://monitor.coop/en/media/library/research-and-reviews/executive-summary-2020  [Diakses pada 26 Januari 2021]

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2020) Indonesia Berpeluang Membangun Koperasi Asuransi Kelas Dunia. [Online] Tersedia di: http://pembiayaan.depkop.go.id/index.php/public/artikel/process_artikel/7Pembiayaan.depkop.go.id/ [Diakses pada 26 Januari 2021]

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2020) Arah Kebijakan dan Program Pengembangan KUKM (Menuju KUKM 2020-2024). [Online] Tersedia di: http://www.depkop.go.id/uploads/news/1564979879_Arah%20Kebijakan%20dan%20Program%20Pengembangan%20KUMKM%20(Menuju%20KUMKM%202020-2024).pdf [Diakses pada 26 Januari 2021]

Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2020) Media Keuangan Transparansi Infoemasi Kebijakan Fiskal. [Online] Tersedia di: https://www.kemenkeu.go.id/media/16655/mk-november-2020-up.pdf [Diakses pada 26 Januari 2021]

Hukum Online (2020) Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1959 [Online]. Tersedia di: https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt4e379aaee44b2/node/951/pp-no-60-tahun-1959-perkembangan-gerakan-koperasi [Diakses pada 26 Januari 2021]

KOMPAS.com (2021) Inkopdit Hadirkan Asuransi Mikro untuk Anggota Koperasi. [Online] Tersedia di: https://money.kompas.com/read/2021/01/22/170401126/inkopdit-hadirkan-asuransi-mikro-untuk-anggota-koperasi [Diakses pada 26 Januari 2021]

MERDEKA.com (2021) BPS Catat PDB per Capita Indonesia 2018 sebesar Rp 56 Juta. [Online] Tersedia di: https://www.merdeka.com/uang/bps-catat-pdb-per-kapita-indonesia-2018-sebesar-rp-56-juta.html [Diakses pada 26 januari 2021]

Ebta Setiawan (2012) KBBI Online [Online] Tersedia di: https://www.kbbi.web.id/ [Diakses pada 26 Januari 2021]

Columbia University Mailman School of Public Health (2019) Population Health Methods [Online] Tersedia di: https://www.publichealth.columbia.edu/research/population-health-methods/content-analysis [Diakses pada 26 Januari 2021]

Komentar

Postingan populer dari blog ini